Manajemen Dasar


KONSEP DASAR MANAJEMEN
Oleh : Wikan Yustafa

A.  Hakikat Manajemen

Proses kerja dengan dan atau melalui (mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan  efisien.
Aspek utama manajemen sebagaimana diungkapkan everard dan morris adalah “menyusun arah, tujuan dan sasaran” orientasi cita-cita yang jelas merupakan pusat bagi pendekatan-pendekatan teoritis dalam manajemen pendidikan, seperti yang akan kita lihat nanti. Dua contoh berikut mengilustrasikan poin ini :
ü Mendefinisiskan tujuan adalah fungsi utama administrasi ( Culberston, 1983, dikutip dari Bush, 1995, hal. 1)
ü Sebuah organisasi  dibangun untuk mencapai cita-cita atau sasaran melalui aktivitas kelompok ( Cyert, 1975, dikutip dari Bush, 1995, hal. 2 ).
Secara umum, mendefinisikan tujuan dalam pendidikan merupakan hal yang sederhana ; terkait dengan pembelajaran.
ü Tujuan manajemen pendidikan adalah untuk memfasilitasi pembelajaran siswa sebagai sebuah bentuk proses pembelajaran.
Pentingnya manajemen yang efektif dalam organisasi pendidikan semakin banyak mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak. Sekolah dan perguruan tinggi akan lebih efektif dalam memberikan pendidikan kepada siswa atau mahasiswanya jika mereka ter-manage dengan baik. Penelitian tentang efektifitas sekolah dan perbaikan sekolah di beberapa Negara menunjukkan bahwa mutu kepemimpinan dan menajemen merupakan salah satu variabel terpenting untuk membedakan sekolah yang berhasil dan yang tidak  ( sammon et. al.,1994 ).
Caldwell dan spink (1992) mengungkapkan bahwa manajemen merupakan fenomena internasional; mega-trand. Ini dipertegas oleh beberapa asumsi berikut ini:
1.      Manajer akan lebih responsive terhadap klien dan komunitasnya jika ia mampu menentukan dan menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik dari pada sebelumnya.
2.      Manajer akan mampu menentukan adonan yang tepat untuk sumber daya yang ada (guru, staf, material, peralatan) untuk mencapai tujuan dan spesifik sekolah.
3.      Staf memperoleh insentif yang cukup dalam memaksimalkan efesiensi dalam penggunaan sumber daya yang ada, karena penghematan tersebut bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan sekolah dan perguruan tinggi selanjutnya.
4.      Standar mutu ada pada klien, dan orang tua sebagai wali klien, sementara sekolah merespon kebutuhan-kebutuhan mereka dan mengambil resiko terhadap kegagalan yang dialami siswa.
B.  Manajemen Oleh Kepala Sekolah
Dalam lembaga pendidikan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam menentukan arah, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh sekolah tersebut. Dalam pelaksanaanya kepala sekolah dibantu oleh beberapa staffnya yaitu : waka kurikulum, waka kesiswaan, waka kepegawaian, waka sarpras, waka keuangan dan waka humas. Kesemua wakil kepala sekolah tersebut sudah memiliki job diskripsi tersendiri, sehingga tugas kepala sekolah adalah sebagai seorang manejerial yang mengerti akan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para setaffnya yang memberikan arahan dan bimbingan secara maksimal..   

Sub Pro
Kurikulum
Kesiswaan
Kepegawaian
Sar-pras
Keuangan
Humas
Perencanaan
X
X
X
X
X
X
Pengorganisasian
X
X
X
X
X
X
Pengerahan
X
X
X
X
X
X
Pengawasan
X
X
X
X
X
X

Dalam hal inilah kepala sekolah sangat menentukan kebijakan, meskipun juga tidak terlepas masukan pendapat dari para staff yang lainnya. Maka segala aspek yang melikupi dalam sekolah akan sangat besar memberikan konstribusi pada sekolah tersebut jika dikelola dengan baik.
Kebijakan seorang kepala sekolah di implementasikan kepada wakil kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, wakil kepala kesiswaan, wakil kepala humas, wakil kepala sarana dan prasarana dan bendahara. Implementasi tersebut akan dijabarkan oleh masing-masing waka-waka dan bendahara dilingkungan sekolah tersebut dalam tujuan proses pembelajaran yang maksimal.
Semua sendi dalam kehidupan masyarakat sekolah hendaknya meniupkan nilai-nilai ke_Islaman sehingga terwujudlah sebuah pendidikan yang beroreintasi pada Imtaq sehingga muncullah keluarga sakinah menuju masyarakat yang beriman dan bertaqwa. Terkondisinya masyarakat yang beriman dan bertaqwa ini akan membentuk atau terwujudnya masyarakat yang disebut dengan istilah masyarakat madani, inilah yang diidam-idamkan setiap masyarakat secara luas. Dari pendidikan inilah sebenarnya sebuah image masyarakat bisa dirubah dengan mencita-citakan masyarakat yang ideal.    Sebagaimana  skema dibawah ini ;  

Orang tua
Keluarga sakinah
 
Masyarakat
Beriman & Taqwa
 
 















Pada skema diatas menunjukkan bagaimana system pendidikan Islam yang begitu hebat dan humanis dalam mencapai pendidikan sebagai dakwah. Pendidikan sebagai dakwah sangat banyak aspek serta sistem yang dilibatkannya, yaitu kurikulum bebbasis imtaq, pegawai selaku dakwah, sarana dan prasarana, siswa, orang tua yaitu keluarga sakinah, masyarakat yang beriman dan bertaqwa, ulil albab,perilaku guru sebagai da’I, proses pembelajaran, dan akhirnya pada pendidikan sebagai dakwah.

C.  Visi Lembaga Pendidikan Islam

Begitu manusia jadi modern, sukses secara materi dan kaya ilmu pengetahuan serta teknologi, cenderung tersesat dalam kemajuan dan kemodernannya. Manusia modern kehilangan aspek moral sebagai fungsi kontrol dan terpasung dalam sangkar the tyrany of purely materials aims.
Bertrand Russel dalam bukunya The Prospect of Industrial Civilazation, dikutip Syafi’ii Ma’arif dalam “Kata Pengantar” Buku Agama dan krisis Kemanusiaan Modern oleh Haedar Nashir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997)
Manusia baru sadar ketika merasa dirinya sudah tidak berharga, yang artinya sudah tidak memberikan manfaat kepada orang lain, maka disinilah manusia itu betul merasakan bahwa apa yang dimilikinya adalah bukan apa-apa dan merupakan sebuah titipan dari Allah SWT.  
Sudah kita rasakan bersama saat ini banyak orang yang kaya secara materi, kaya pengetahuan, mengunakan tekhnologi. Tapi perlu kita ketahui bersama juga banyak orang yang masuk pada jalan yang sesat karena materi, pengetahuan, tekhnologi yang salah dalam mengunakannya.
Semua persoalan diatas coba kita renungkan sebenarnya, ada apa dengan kehidupan yang ada didunia ini? Masalah tersebut bisa diantisipasi dengan kekuatan moral dan spiritual. Dengan dua kekuatan tersebutlah jiwa manusia dapat dikendalikan dan manusia tidak akan terjerumus pada masalah materi duniawi semata. Sebagaimana yang disampaikan Rhoma Irama dalam sebuah lirik lagu yang berjudul Qur’an dan Koran.
QUR’AN DAN KORAN
Vokalis : Rhoma Irama
Dari masa ke masa, manusia Berkembang peradabannya.
Hingga di mana-mana, manusia Merubah wajah dunia
Gedung-gedung tinggi mencakar langit Nyaris menghiasi segala negeri
Bahkan teknologi di masa kini
Sudah mencapaikah masa sahmawi
Tapi sayang disayang, manusia Lupa diri, tinggi hati
Lebih dan melebihi tingginya Pencakar langitnya tadi
Sejalan dengan roda pembangunan
Manusia makin penuh kesibukan
Sehingga yang wajib pun terabaikan
Karena dimabuk oleh kemajuan
Sampai komputer dijadikan Tuhan
Kalau bicara tentang dunia  Aduhai pandai sekali
Tapi kalau bicara agama
Mereka jadi alergi
Buat apa bahagia di dunia
Kalau akhirat celaka
Marilah kita capai bahagia
Di alam fana dan baqa
Dari lirik lagu diatas menunjukkan bahwa ketika manusia sudah mengunakan seluruh aksesorisnya untuk menutupi dirinya dari kelemahannya, jauh dan melupakan Tuhannya. Ini lah yang mengerikan bagi manusia ketika diakhir zaman, manusia sudah tidak lagi berfikir tentang kehidupan di akhirat, melainkan mencari harta benda didunia, mulai dari bangun tidur sampai akan tidur kembali.

D.  Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
1.    Penyusunan/Reviu KTSP dan silabus
Setiap guru harus bisa menyusun  silabus sesuai dengan visi dan misi sekolah masing-masing. Dengan memberikan otonomi pada guru dan sekolah diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
2.    Penyusunan kalender pendidikan
Penyusunan kalender pendidikan sangat penting dalam rangka pelaksanaan pembelajaran dalam satu tahun pelajaran. Penyusunan kalender pendidikan ini bertujuan untuk memprogram segala sesuatu yang ada kaitanya dengan proses pembelajara. Maka sifat kalender pendidikan ini sangat essensial ataupun ditunggu kehadirannya. Karena mengingat sistem pendidikan di Indonesia belum memiliki kebebasan yang universal. Pada kalender pendidikan dicantumkanya beberapa hal diantaranya yaitu; tanggal, bulan, Libur Hari Besar, : Libur Umum, : Libur Semester 1, Libur Semester 2, Libur Permulaan Puasa, Libur Sekitar Hari Raya, Hari Belajar Efektif Fakultatif,  Kegiatan Tengah Semester, Semester I  : 125 hari, dan  Semester II : 123 hari.
3.    Penyusunan program tahunan
Program tahunan ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu : nama sekolah, tahun pelajaran, kelas/ progam, mata pelajaran, dan sebagaimana dibawah ini ;
SMT
Satandart Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Alokasi Waktu
Ket
1.















































1.  Memahami ayat-ayat   Al-Qur’an tentang kompetisi dalam kebaikan
1.1.   Membaca  QS Al Baqarah: 148 dan QS Fatir: 32


1. 2.  Menjelaskan arti QS Al Baqarah: 148 dan QS Fatir: 32

1.3 .  Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti terkandung dalam QS Al Baqarah: 148 dan QS Fatir: 32
·     Q.S. Al Baqarah:148
·     Q.S. Fatir: 32


·     Q.S. Al Baqarah:148
·     Q.S. Fatir: 32

·     Q.S. Al Baqarah:148
·     Q.S. Fatir: 32
2 x 45




2 x 45



2 x 45 
1




2



3
2. Memahami ayat-ayat  Al-Qur’an tentang perintah menyantuni kaum dhuafa

2.1    Membaca  QS Al Isra:  26–27 dan QS Al-Baqarah: 177



2.2    Menjelaskan arti  QS Al-Isra: 26-27 dan  QS Al Baqarah: 177

2.3    Menampilkan perilaku menyantuni kaum du’afa seperti terkandung dalam  QS Al-Isra: 26-27 dan  QS Al Baqarah: 177
·     Al Quran Surat Al Isra : 26-27
·     Al Quran Surat Al Baqarah : 177

·     Al Quran Surat Al Isra : 26-27
·     Al Quran Surat Al Baqarah : 177

·     Al Quran Surat Al Isra : 26-27
·     Al Quran Surat Al Baqarah : 177
2 x 45




2 x 45




2 x 45
4




5




6
3.  Meningkatkan keimanan  kepada Rasul-rasul Allah
3.1  Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Rasul-rasul Allah



3.2  Menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah.




3.3. Menampilkan perilaku yang mencerminkan  keimanan kepada Rasul-rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari


Beriman kepada Rasul-rasul Allah :
-      Tanda-tanda beriman kepada Rasul-rasul Allah

Beriman kepada Rasul-rasul Allah :
-      Contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah.


Beriman kepada Rasul-rasul Allah :
-      Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari.
2 x 45





2 x 45





2 x 45

7





8





9
2
....
....
....
....
....

4.       Penyusunan rencana pembelajaran (RPP)
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan dalam membuat RPP adalah ; Mata Pelajaran, kelas/ semester, Pertemuan ke, Alokasi waktu, Standart kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Langkah-langkah Pembelajaran, Alat/ Bahan/ Sumber Belajar, dan Penilaian.
5.       Pembagian tugas mengajar dan tugas lain
Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam mengajar maka diperlukan pembaagian tugas mengajar serta pembagian tugas lainnya. Dengan tujuan untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar.

6.       Penyusunan jadwal pelajaran
Dalam proses pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang akan diajarkan dikelas pada setiap hari, maka diperlukan jadwal pelajaran. Jadwal pelajaran ini akan Sangat membantu siswa minimal adalah untuk relajar.
7.       Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan
Dalam perbaikan pembelajaran untuk peserta didik yang mengalami kurang tuntas dalam memiliki kecakapan tertentu. Jadwal kegiatan perbaikan ini bertujuan untuk memperbaiki peserta didik yang belum tuntas agar sama dengan peserta didik lain yang sudah tuntas dan memiliki kompetensi tertentu.    
8.       Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang berkembang dan maju sangat diminati oleh peserta didiknya. Kegiatan ekstrakurikuler kebanyakan dilakukan diluar jam pembelajaran, sehingga peminatnya banyak. Kegiatan ekstrakurikuler ini banyak peserta didik yang menyalurkan minat dan bakatnya. Kegaitan ekstrakurikuler supaya berjalan lancar diperlukan penjadwalan kegiatan tersebut, sehingga peserta didik banyak yang mengikutinya. 
9.       Penyusunan program jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas siswa yang selain proses pembelajaran adalah adanya kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini salah satu bentuk dalam upaya untuk mengenali anak lebih dekat. Mengenali peserta didik lebih dekat ini bisa untuk melihat pretasi atau kelebihan laian dan bahkan untuk perbaikan kenakalan peserta didik, maka dibutuhkan jadwal sendiri.
10.   Pengaturan pembukaan tahun ajaran baru
Setiap tahunnya lembaga pendidikan membuka penerimaan siswa baru untuk regenerasi pendidikan selanjutnya. Hal ini diperlukan sebuah pengaturan pembukaan tahun ajaran baru agar tidak terjadi keribetan ataupun untuk memperlancar pelaksanaan penerimaan siswa baru tersebut. Dengan demikian maka siswa dapat diseleksi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari setiap sekolah untuk mencapai visi dan misinya.  
11.   Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Tujuan sekolah yang utama adalah untuk melaksanakan proses pembelajaran, dari proses pembelajaran itu dapat dilaksanakan didalam atau diluar kelas. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran difasilitatori oleh seorang guru, dimana guru akan mendampingi dan memfasilitasi pada kegiatan proses pembelajaran. Peserta didik dengan diberikan kebebasan untuk mencari pengetahuan sesuai dengan apa yang telah ditugaskan. Kebebasan ini menunjukkan bahwa guru adalah bukan satu-satunya sumber belajar, tetapi semua yang ada disekeliling peserta didik merupakan guru belajar mereka. 
12.   Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
Kegiatan bimbingan dan penyuluhan dapat dilaksanakan terjadwal ataupun situasional. Untuk kegiatan bimbingan memang ini diperlukan jadwal tersendiri, karena kegiatan ini erat kaitanya dengan peningkatan prestasi peserta didik, atau bisa juga dilakukan karena dipersiapkan untuk menghadapi perlombaan dan lain sebagainya. Untuk penyuluhan ini erat kaitanya dengan perbaikan kenakalan peserta didik, karena tingkah lakunya sudah pada tataran menganggu peserta didik lainnya dalam proses pembelajaran atau situai sekolah. 
13.   Supervisi pelaksanaan pembelajaran
Supervisi pelaksanaan pembelajaran hendaknya dilakukan pada setiap semester atau tengah semester, karena supervisi pelaksanaan pembelajaran ini sangat penting yang erat kaitannya dengan peningkatan pembelajaran. 
14.   Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan ini nantinya diharapkan bisa membantu para siswa yang mengalami permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya sehingga dapat belajar lebih baik.  
E.  Penyusunan KTSP
Sistematika Penulisan KTSP
o  Judul
o  Halaman Pengesahan
o  Profil Sekolah
Bab I Pendahuluan
1.         Latar Belakang
2.         Landasan
3.         Visi, Misi, dan Nilai-nilai
4.         Tujuan, Sasaran, dan Target
5.         Strategi
6.         Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan
Bab II Struktur dan Muatan Kurikulum
1.         Struktur Kurikulum
2.         Muatan Kurikulum
3.         Mata Pelajaran
4.         Muatan Lokal
5.         Pengembangan Diri
6.         Pendidikan Kecakapan Hidup
7.         Beban Belajar
8.         Kriteria ketunTasan Minimal (KKM)
9.         Program Remedial
10.     Program Pengayaan
11.     Rumusan Penilaian
12.     Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
13.     Format Rapor
Bab III Kalender Pendidikan
1.         Awal Tahun Pelajaran
2.         Waktu Belajar
3.         Ujian Tengah Semester
4.         Libur Sekolah
5.         Jadwal Kegiatan
Lampiran-Lampiran
o  Silabus
o  RPP
F.   Cakupan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam
a.    Al-azmatul Rukhiyah
Pada persoalan ini, siswa dituntut untuk memiliki kompetensi kedalaman spiritual, sehingga tidak mudah untuk menyalahkan diri sendiri atau orang laian. Sehingga dapat membentengi dirinya dengan keimanan dan ketaqwaan.   
b.    Al-azmatul Fikriyah
Sebagai siswa harus memiliki sebuah kekuatan berfikir sebagai upaya untuk memberikan penerangan dalam kehidupan siswa, sehinga dalam setiap menghadapi persoalan di sekolah keluarga dan masyarakat dapat dipecahkan secara rasional.
c.    Al-azmatul Siyasiyah
Dalam kurikulum ini siswa diharapkan untuk memiliki sebuah skill yang berkaitan dengan ketrampilan tangan. Diharapkan pada kemudian hari siswa dapat memiliki jiwa wirausaha untuk salah satu cara mencari rizki.
d.   Al-azmatul Ijtimaiyah
Dimana siswa dituntut untuk memiliki rasa dan sikap militansi terhadap bangsa Indonesia. Mengingat bahwa bangsa yang maju yaitu memiliki warga dan masyarakat yang bangga terhadap bangsanya sendiri serta rela berkorban untuk bangsanya sendiri. Rasa dan sikap militan ini perlu dihadirkan pada jiwa siswa dalam proses pembelajaran.    
Visi
Cakupan
Madrasah Ibtidaiyah
Dzikir
Al-azmatul Rukhiyah

Kedalaman spiritual
Keagungan akhlaq 
Tafaqqur
Al-azmatul Fikriyah

Ketangkasan membaca, menulis, melisankan dan menghitung (4M)
Ketangkasan ber-IT
Al-azmatul Siyasiyah
Kematangan jiwa kewirausahaan
Al-azmatul Ijtimaiyah

Komitmen kebangsaan 
Kematangan dasar kepemimpinan
G. Empat Alternatif Pembelajaran Berbasis Imtaq
1.    Pembelajaran dalam perspektif Islam
Pembelajaran adalah Proses Interaksi Peserta Didik  dengan Pendidik dan Sumber Belajar pada Suatu Lingkungan Belajar. Maka dalam Islam belajar harus ada penyerahan diri kepada Allah sebagai bentuk pengEsa_an kepadaNya. 
2.    Pembelajaran terpadu antara pelajaran umum dan pelajaran agama
Agama dan ilmu, madrasah dan sekolah adalah dua etnis yang tidak bisa dipertemukan, keduanya memiliki wilayah yang berbeda. Madrasah tidak memerlukan sekolah, dan sekolah tidak memerlukan madrasah. Seperti itulah gambaran dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dan dirasakan oleh masyarakat.
Adanya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 dan dikukuhkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sekdiknas inilah yang mengubah pandangan tersebut. Bahwa madrasah yang dibawah naungan Departemen Agama sama dan sederjat dengan sekolah umum yang berada di bawah naungan Depdiknas.
Gerakan Rapprochement mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan pada milenium ketiga, sebagai tanggung jawab kemanusiaan bersama. Secara global dalam mengelola SDA yang serba terbatas dan SDM yang berkualitas sebagai khalifah fi ardli.
Filsafat pendidikan Islam yang baru yang perlu dijadikan acuan Perguruan Tinggi Agama sebagai produsen ilmu pengetahuan yang akan menjadi feeder bagi tenaga guru madrasah dan sekolah harus diorientasikan pada lahirnya sarjana yang memiliki lima kemampuan:
o   Kemampuan menganalisis persoalan sosial keagamaan secara akademik dan komprehensif  (intellectual academic capacity building).
o   Kemampuan melakukan inovasi yang terencana dan berkesinambungan entrepreneurial capacity building.
o   Kemampuan memimpin sesuai dengan tuntutan persoalan kemasyarakatan, keilmuan, maupun profesi yang ditekuninya (institutional capacity building)
o   Kemampuan membangun jaringan dan hubungan masyarakat yang luas (social capacity building)
o   Dalam satu tarikan nafas mitos keilmuan dan keagamaan yang terpadu (moral spiritual capacity building)[1]
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama menjadi bangunan keilmuan yang lebih integralistik, bagaimana mengarahkan ilmu teknologi yang dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai rohani, atau dalam kata lain bagaimana memadukan fikir dan dzikir, ilmu dan iman.[2]
3.    Pembelajaran bersumber  pada Qur’an dan Hadist
Karena itu bertebaranlah ayat-ayat dan Hadith Rasulullah saw. yang memerintahkan manusia untuk mencari ilmu. Dan berkali-kali pula al-Qur’an dan Hadith Rasulullah saw. menunjukkan betapa tinggi kedudukan orang-orang yang mukmin yang berilmu pengetahuan, sehingga Allah swt. menjadikannya sebagai tugas yang diemban oleh Rasulullah saw.”
Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa Islam melalui pesan yang tersirat dalam al-Qur’an dan Hadith secara doktrinal sangat mendukung pengembangan ilmu. al-Qur’an dan al-Hadith merupakan sumber bagi ilmu dalam arti seluas-luasnya. Kedua sumber pokok Islam ini memainkan peran ganda dalam penciptaan dan pengembangan ilmu-ilmu. Pertama, prinsip-prinsip seluruh ilmu dipandang kaum muslim terdapat dalam al-Qur’an. Kedua, al-Qur’an dan Hadith menciptakan iklim yang kondusif  bagi pengembangan ilmu  dengan menekankan kebajikan dan keutamaan. Karenanya, seluruh metafisika dan kosmologi yang terbit dari kandungan al-Qur’an dan Hadith merupakan dasar pembangunan dan pengembangan ilmu Islam.[3] Dengan demikian kedua sumber pokok ini menciptakan atmosfir khas yang mendorong aktivitas intelektual muslim.
Wahyu pertama merupakan modal pertama untuk mengemban tugas kekhalifahan. Dalam wahyu tersebut tidak dijelaskan “apa yang harus dibaca”, karena al-Qur’an menghendaki umatnya “membaca apa saja selama bacaan tersebut “bismi rabbik” (dengan menyebut nama Tuhan). Kata iqra’ berarti “bacalah”, “telitilah”, “dalamilah”, “ketahuilah ciri-ciri sesuatu”. Dengan  demikian obyek perintah iqra’ mencakup “segala sesuatu yang dapat dijangkaunya”.[4]
Apabila kita perhatikan wahyu pertama, akan kita peroleh isyarat bahwa ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu. Pertama, Allah mengajar dengan pena yang telah diketahui manusia lain sebelumnya (‘allama bi al-qalam). Kedua, Allah mengajar manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya (‘allama al-insana ma lam ya’lam). Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia, dan cara kedua dengan mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia. Walaupun berbeda, keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah swt. [5]
Dalam pendidikan Islam, kita telah mencoba untuk membuktikan bahwa perintah al-Qur’an dan Hadith mengenai menuntut ilmu tidaklah terbatas pada ajaran-ajaran syari’ah tertentu, tetapi juga mencakup setiap ilmu yang berguna bagi manusia. Untuk melakukan hal itu, kita harus menunjukkan dan mendefinisikan apa kewajiban dan tujuan seorang muslim dalam kehidupan di dunia ini. Allah melalui kitab-Nya al-Qur’an telah menegaskan bahwa semuanya akan kembali kepada Pencipta.[6] Dan tujuan penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka menyembah dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.[7] Dengan demikian, tujuan utama manusia adalah mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridhla-Nya. Untuk itu segala sesuatu yang mendekatkan kepada Tuhan dan petunjuk-petunjuk pada arah tersebut adalah terpuji. Jadi ilmu hanya berguna jika dijadikan alat untuk mendekatkan kepada Allah. Jika tidak, ilmu itu sendiri akan menjadi penghalang yang besar.
4.    Pembelajaran berorientasi pembentukan ketauhidan dan akhlaqul karimah
Dalam visi dan misi banyak sekolah yang mencantumkan tentang imtaq, akan tetapi banyak sekolah yang belum bisa menerapkan imtaq dalam proses pembelajaran. Hal ini karena berkaitan persoalan tentang media, metode, dan kemampuan guru untuk bisa menerapkan pembelajaran yang ber
H.  Manajemen Kesiswaan
a.    Perencanaan daya tampung
Sebagai lembaga sekolah sebelum penerimaan siswa baru harus terlebih dahulu melihat daya tampung kelas yang ada. Misalkan saja sekoah bisa menerima siswa baru sejumlah 120 siswa dengan 4 kelas yang ada. Jangan sampai nanti terjadi kelebihan murid atau apalagi kurang murid, disini daya tampung sekolah untuk menerima siswa baru harus dihitung matang-matang, karena nanti erat kaitanya dengan guru yang mengajar, sarana prasarana, kebutuhan siswa yang lainnya kaitanya dengan pembelajaran. Yang jelas dalam perencanaan daya tampung ini harus dihitung secara jelas kemampuan sekolah untuk melakukan proses pembelajaran dengan tanpa meninggalkan rasa humanisme tarhadap seluruh siswa barunya. 
b.    Perencanaan penerimaan siswa baru
Dalam perencanaan kesiswaan ini mencakup sensus sekolah dan penentuan jumlah siswa yang diterima. Sensus sekolah pencatatan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah Islam atau calon siswa.

c.    Penerimaan siswa baru
Tahun ajaran baru, setiap sekolah ataupun madrasah disibukkan dengan acara penerimaan siswa baru. Kegiatan penerimaan siswa baru bisa dikelola oleh panitia penerima siswa baru (PSB) atau panitia penerima murid baru (PMB). Pengelolaan penerimaan murid baru harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan mengajar belajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.
Menurut Drs. Ismed Syarief Cs[8]. Langkah-langkah penerimaan murid baru pad a garis besarnya adalah sebagai berikut : 1) membentuk panitia penerimaan murid, 2) menentukan syarat pendaftaran, 3) menyediakan formulir pendaftaran, 4) pengumuman pendaftaran calon, 5) menyediakan buku pendaftaran, 6) waktu pendaftaran, 7) penentuan calon yang diterima.[9]     
d.   Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu
Pengelompokan siswa diadakan dengan maksud agar pelaksanaan kegaiatn proses belajar dan menagajar disekolah Islam berjalan lancar, tertib dan bisa tercapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah diprogramkan. Ada beberapa jenis pengelompokan siswa, diantaranya ialah : 1) pengelompokan dalam kelas-kelas, 2) pengelompokan berdasarkan bidang studi, 3) pengelompokan berdasarkan spesialisasi, 4) pengelompokan dalam system kredit, 5) pengelompokan berdasarkan kemampuan, dan 6) pengelompokan berdasarkan minat.
e.    Pembinaan disiplin belajar siswa
Disiplin adalah suatu kegiatan daman sikap, penampilan, dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan disekoalah dan kelas dimana mereka berada. Atau disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang tergabung dalam suatu organisasi tunduk terhadap peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. Dalam peningkatan disiplin siswa harus berusaha : 1) hadir disekolah 10 menit sebelum belajar dimulai, 2) mengikuti seluruh proses pembelajarandengan baik dan aktif, 3) mengerjakan semua tugas dengan baik, 4) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, 5) memiliki kelengkapan belajar, 6) mengikuti upacara-upacara, dan sebagainya sejalan dengan peraturan yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah.[10]
f.     Pencatatan kehadiran siswa
Penting sekali untuk melakukan evaluasi siswa, salah satu bentuknya adalah melakukan pencatatan kehadiran siswa (absensi). Dengan melakukan absensi ini dapat dilihat keaktifan hadirnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kehadiran siswa ini salah satu factor yang menetukan ketuntasan memahami kempetensi dasar tertentu. Seringkali peserta didik yang tidak hadir merupakan salah satu persoalan bagi guru untuk mengetahui penyebab apa, sehingga peserta didik tidak hadir. Sehingga pencatatan kehadiran ini diperlukan ketelatenan yang kuat untuk terus mengecek kehadiran anak didiknya.  
g.    Pengaturan perpindahan siswa
Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian 1) perpindahan siswa dari suatu sekolah Islam ke sekolah Islam lain yang sejenis dan 2) perpindahan siswa dari suatu jenis program kejenis program lain. Perpindahan siswa dari suatu sekolah Islamhakekatnya adalah perpindahan wilayah atau tempat. Untuk mengantisipasi perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program laian maka pada saat penjurusan usahakan menentukan jurusan-jurusan bagi siswa yang setepat-tepatnya dengan memanfaatkan berbagai data yang selengkapnya.
h.    Pengaturan kelulusan siswa
Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah Islam sebagai suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Setelah seorang siswa selesai mengikuti program pendidikan di suatu pendidikan Islam, dan berhasil lulus dalam UAN, maka kepadanya diberikan surat keterangan atau sertifikat, yang pada umumnya disebut ijazah atau surat tanda tamat belajar (STTB).
Proses kelulusan biasanya ditandai dalam suatu upacara pelepasan siswa. Dalam acara ini, disamping mewisuda siswa-siwa yang lulus, sekaligus sekolah Islam “melepas” dan “menyerahkan kembali” kepada orang tua.   Dan natinya diharapkan para lulusan (alumni) dan sekolah Islam diharapkan masih akan tetap terjalin.

i.      Pemantauan siswa
Pemantauan siswa dilakuakan bukan hanya disekolah dan kelas saja akan tetapi juga bisa dilaksanakan dalam keluarga dan bermasyarakat. Karena bagaimanapun yang jelas kehidupan dan di masyarakat inilah kehidupan yang sebenarnya dimiliki oleh para siswa. 
j.      Penilaian siswa
Penilaian boleh dilakukan oleh wali kelas, guru, BP, keluarga dan masyarakat. Mengapa demikian? Karena sekolah harus memberikan penilaian bagi siswanya secara utuh.  Akan tetapi kelemahan lembaga pendidikan untuk mengadakan penilaian yang langsung dari masyarakat. Akan tetapi orang tua dan komite bisa memberikan masukan dan tanggapan terhadap perkembangan pembelajaran di sekolah.  
I.     Manajemen Kepegawaian
Dalam manajemen kepegawaian yang ada di lembaga pendidikan, maka yang perlu diketahui banyak oleh seorang seksi bidang kepegawaian sekolah adalah 11 aspek yang dijelaskan dibawah ini :  
a)    Analisis pekerjaan di sekolah
Ini dilakukan untuk mencari sebuah solusi terhadap mutu kinerja para pelaku di sekolahan. Dengan mengadakan analisis pekerjaan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja, mulai dari kepala sekolah sampai tukang kebun. 
b)   Penyusunan formasi guru dan pegawai baru
Yang jelas formasi guru dan pegawai baru harus diadakan untuk meningkatkan kinerja. Dimana formasi guru dan pegawai baru dilakukan karena dalam setiap tahun atau bahkan 2-5 tahun sekali ada guru yang pindah tempat, pensiun atau bahkan keluar.
c)    Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru
Dalam perencanaan ini terlebih dahulu seorang yang bekerja di kepegawaian memang harus bisa memprediksikan kebutuhan pada tahun-tahun yang akan datang. Persoalan ini tidak bisa terlepas dari persoalan formasi guru dan pegawai baru yang akan direkrut. 
d)   Pembagian tugas guru dan pegawai
Salah satu aspek penting dalam memperlancar kegiatan proses pembelajaran adalah adany suatu pembagian tugas guru dan pegawai. Pembagian ini adalah untuk memudahkan setiap guru dan pegawai dalam menjalankan tugasnya masing-masing dan sesuai dengan kemamouan yang dimilikinya.
e)    Pembinaan profesinalisme guru dan pegawai
Pembinaan profesionalisme guru dan pegawai bisa dilaksanakan dengan mengadakan; pelatihan, workshop, seminar, semiloka, studi banding dan lain sebagainya. Semua kegiatan yang dilakukan adalah untuk kemajuan guru dan pegawai.
f)    Pembinaan karir guru dan pegawai
Seorang guru dan pegawai dalam perkembangannya akan mengalami titik jenuh, akan tetapi disisi lain untuk menghilangkan kejenuhan dan semangat baru perlu diadakannya pembinaan karir kepada guru dan pegawai.
g)   Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai
Guru dan pegawai juga manusia, disinilah sebagai manusia seorang guru dan pegawai butuh terhadap kesejehteraan untuk dirinya atau keluarganya. Kesejahteraan bisa saja dilihat pada gaji yang ia peroleh. Jika gajinya masih berada dibawah standart minimal kebutuhan, maka perlu adanya penambahan gaji.
h)   Pengaturan perpindahan guru  dan pegawai
Salah satu usaha untuk meningkatkan semangat kinerja guru dan pegawai perlu adanya perpindahan (mutasi). Dengan adanya mutasi kerja maka akan menimbulkan semangat baru untuk bekerja lebih baik. Perpindahan guru dan karyawan ini bisa dilakukan dengan promosi jabatan baru dan bahkan bisa kenaikan pangkat. 
i)     Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai
Pemberhentian guru dan pegawai penting untuk dilakukan dalam setiap instansi atau lembaga pendidikan. Yang jelas banyak factor yang perla diperhatikan diantaranya, pensiun, meninggal dalam melaksanakan tugas, dan melakukan pelanggaran berat.
j)     Pemantauan kinerja guru dan pegawai
Pemantauan atau pengawasan lepada guru dan pegawai ini perla dilakukan untuk melihat kinerja mereka semua. Dengan melakuakan pemantauan ini paling tidak bisa untuk memberikan masukan dan saran kepada guru dan pegawai jika ada kekeliruan dalam melaksanakan tugas.  
k)   Penilaian kinerja guru dan pegawai
Satu hal yang perla dijadikan perhatian bagi seorang kepala sekolah adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru dan pegawai dalam menjalankan tugas. Dengan mengadakan penilain ini dapat dilakukan untuk berbagai hal, misalnya; kenaikan pangkat, pemberian tugas baru atau bahkan memberikan hadiah atau penghargaan sebagai guru atau pegawai yang berprestasi.
Kita bisa melihat bagan dibawah ini, bagaimana penting dan urgennya sebuah manajemen dalam dunia pendidikan:  
 











”Tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik.” Adler (1964)
Perlu perhatian yang serius dalam proses pembelajaran, karena terkadang guru sudah berusaha mendidik akan tetapi murid-muridnyalah yang membandel dalam kelas yang seringkali tidak pernah memperhatikan dan menyimak apa yang dijelaskan oleh guru.
Tidak bisa langsung menyalahkan guru karena muridnya tidak berhasil didiknya, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah sejauh mana peserta didik itu mau dan berusaha belajar. Keberhasilan peserta didik tergantung dari dorongan dalam jiwa yang memberikan semangat cukup kuat untuk mencapai keberhasilan.
Supervisi Akademik
...is to help teachers learn how to increase their own capacity to achieve professed learning goals for their students (Glickman, 1981:3)

b.    Pembinaan Kesadaran Guru
1.    Mengajar pada hakikatnya berda’wah
Seorang guru yang mengajar karena panggilan jiwanya, ada misi untuk mengantarkan anak didiknya kepada kehidupan yang lebih baik secara intelektual dan  moral. Ketika para guru salah memahami profesinya, maka akan mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan. Marilah kita bercermin kepada sesosok agung dan mulia Rasulullah Muhammad Saw. Beliau merupakan figure yang paling sukses dala mendidik manusia untuk keluar dari masa kegelapan dan memasuki peradaban yang cemerlang. Ternyata, beliau melandasi setiap geraklangkahnya dengan “cinta:. Hal ini telah dinyatakan melali firman Allah didalam al-Qur’an surat al Imran : 159, sebagai berikut :
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
159.  Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
[246]  Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Dengan ayat ini, Allah ingin memberikan pelajaran kepada kita bahwa Rasulullah senantiasa bersikap lemah lembut dalam dakwahnya. Jiak beliau tidak berlaku lemah lembut dan penuh kasih sayang, tentu beliau takkan berhasil menjalankan misinya dan akan ditinggalkan ummatnya. 

2.    Mengajar adalah amal kebaikan yang pahalanya tidak terputus sesudah mati.
Dari Abu Haurairah, bahwa Nabi Muhammad bersabdah:
Diantara anal dan kebaikan yang menyusul seseorang sesudah matinya adalah: ilmu yang dia ajarkan dan sebarluaskan, anak salih yang dia tinggalkan, mushaf yang dia wariskan, masjid yang dia dirikan, rumah yang dia bangun untuk ibnu sabil atau sungat yang dialirkan atau sedekah yang dia keluarkan dari hartanya pada waktu sehat dan hidup, ia menyusulnya sesudah kematiannya.
3.    Guru sebagai peletak batu pertama
Guru sebagai seorang yang mendidik ruh siswa dan orang tua yang akan mendidik jasmaniah siswa. Disinilah bahwa seorang guru adalah peletak batu pertama atau penancap fondasi bagi siswanya dalam persoalan keilmuan. Dengan berbekal ilmu ini diharapkan seorang siswa akan mampu dan dapat hidup dimasanya. 
4.    Shalawat dari Allah dan para Malaikat
Dari Abu Umamah Al Bahili, Nabi bersabdah:
Sesungguhnya Allah dan Malainkat-malaikat-Nya, para penghuni langit dan bumi, hingga semut di lubangnya dan ikan hiu, mengucapkan doa kepada pengajar kebaikan terhadap manusia.
5.    Pahala seorang guru seperti orang yang mengamalkannya.
Ibnu Majah meriwayatkan dari Sahal bin Muadz bin Anas, bahwa Nabi bersabdah:
Barang siapa mengajarkan suatu ilmu maka dia memperoleh pahala orang yang mengamalkannya.
c.    Manajemen Sarana Dan Prasarana[11]
1.     Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan disekolah berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas pengadaan, pendistribusian, penggunaan, dan pemeliharaan, invetarisasi, serta penghapusan sarana dan prasarana pendidikan Islam[12]. Hal ini menunjukkan perlu adanya suatu analisis kebutuhan dalam mengelolanya. Dengan adanya analisis kebutuhan sarana dan prasarana nantinya diharapkan tidak menimbulkan atau berdampak negative. Mengunakan analisis kebutuhan sarana dan prasarana ini kegunaannya untuk membaca segala sesuatu yang akan dibutuhkan diwaktu yang akan datang dilembaga pendidikan Islam dalam waktu tertentu.
2.     Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
Perencanaan merupakan fungsi pertama yang harus dilakukan dalam proses manajemen. Dengan adanya rencana yang baik dan cermat, maka segala aktivitas yang dilaksanakan dalam kegiatan organisasi akan terarah dan terorganisir sehingga bisa tercapai tujuan yang diharapkan. Begitu juga dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan Islam. Kebutuhan akan sarana dan prasarana proses pembelajaran, perlu direncanakan secara cermat, dan diteliti berkaitan dengan kebutuhan yang diperlukan (primer) dan kebutuhan yang dapat menunjang (sekunder) keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah.  
3.     Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah
Agar semua siswa atau bahkan guru dan pegawai dapat melakukan tugasnya masing-masing dengan baik dan benar, maka perlu adanya pendistribusian saran dan prasarana sekolah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan serta dana yang mencukupinya.
4.     Penataan sarana dan prasarana sekolah
Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang baik dan banyak, maka perlu adanya penataan sarana dan prasarana sesuai dengan tempat, pemakai dan waktu yang dibutuhkan. Sehingga tidak menggangu kegiatan lain yang sedang berlangsung.  
5.     Pemanfaat sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien
Penting!!, dengan memanfaatkan atau memakai sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien akan memberikan dampak yang positif bagi siapapun.
6.     Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai ini akan sangat membatu terhadap kelancaran prose pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu semua perlengkapan yang ada disekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan, dan pengawasan agar dapat diberdayakan sebaik mungkin.
Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah jika ditinjau darififat maupun waktunya terdapat beberapa macam, yaitu : 1) ditinjau dari sifstnya yaitu ; pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat. 2) ditinjau dari pemeliharaanya yaitu ; pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan ppemeliharaan berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng dan perabot lainnya.
7.     Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah
Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan daftar barang-barang milik Negara/ milik lembaga pendidikan tertentu secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Kegiatan inventarisasi sarana dan sarana pendidikan di sekolah menurut Ibrahim Bafadal (2003) meliputi :
a)    Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dalam buku penerimaan barang, buku pembeliaan barang, buku induk invetaris, buku golongan invetaris, buku bukan inventaris, buku (kartu) stok barang.
b)   Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris. Caranya dengan membuat kode barang dan menempelkannya atau menuliskannya pada badan barang yang tergolong sebagai barang inventaris. Tujuaanya adalah untuk memudahkan semua pihak untuk mengenal kembali semua perlengkapan pendidikan di sekolah baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya. Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numeric yang menunjukkan departemen, lokasi, sekolah dan barang.
c)    Semua perlengkapan pendidikan disekolah yang tergolong barang inventaris harus dilaporkan. Laporan tersebut sering disebut dengan istilah laporan mutasi barang. Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu, sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran misalnya, pelaporan dapat dilakukan pada bulan juli, oktober, januari,  dan april tahun berikutnya.  
8.     Penghapusan sarana dan prasarana sekolah
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiataan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan undang-undang yang berlau. Sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan untuk : 1) mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akabat pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan yang rusak. 2) mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak berguna lagi. 3) membebaskan lembaga dari tanggungjawab pemeliharaan dan pengamanan. 4) meringankan beban inventaris. Barang-barang yang memenuhi syarat dihapus adalah :
a)    Barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak bisa dimanfaatkan lagi.
b)   Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
c)    Barang-barang kuno yang penggunaanya sudah tidak efisien lagi.
d)   Barang-barang yang terkena larangan.
e)    Barang-barang yang mengalami penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang.
f)    Barang-barang yang pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaanya.
g)   Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi.
h)   Barang-barang yang dicuri.
i)     Barang-barang yang diselewengkan.
j)     Barang-barang yang terbakar dan musnah akibat bencana alam.
Dalam penghapusan barang ini, kepala sekolah beserta staffnya hendaknya mengelompokkan dan mendata barang-barang ayang akan dihapus, kemudian mengajukan usulan penghapusan beserta lampiran jenis barang yang akan dihapus ke Diknas atau Depag. Setelah SK dari kantor pusat tentang penghapusan barang terbit, maka dapat dilakukan penghapusan barang sesuai berita acara yang ada. Penghapusan barang dapat dilakukan dengan cara pemusnahan atau pelelangan.
9.     Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
Pemantauan terus dilakukan berkaitan dengan kinerja penggunaan dan pemelihraan sarana dan prasarana sekolah. Ini digunakan untuk menjaga kualitas sarana dan prasarana yang telah dimiliki sekolaha.
10. Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
d.   Manajemen Keuangan
1.    Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
2.    Pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan RAPBS
3.    Pelaksanaan anggaran sekolah
4.    Pembukuan keuangan sekolah
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran untuk sekolah dicatata dalam buku keuangan sekolah. Ini penting dilakukan karena untuk mengetahui pengunaan atau pengelolaan uang dan untuk apa uang tersebut digunakan. 
5.    Pertanggungjawaban keuangan sekolah
Keuangan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh elemen masyarakat sekolah dan juga komite.
6.    Pemantauan keuangan sekolah
7.    Penilaian kinerja manajemen keuang-an sekolah
e.    Manajemen Humas
1.     Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah
Sebagai orang yang terlibat dalam humas, maka yang jelas harus menganalisis sejauh mana keterlibatan masyarakat secara luas didalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Kebutuhan keterlibatan masyarakat ini erat kaitannya dengan jenis kegiatan, tujuan kegiatan, dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Sehingga dengan adanya analisis kebutuhan tersebut pihak sekolah tidak terlalu mengalami permasalah keterkaitan dengan persiapan dan kebutuhannya.  
2.     Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat
Untuk meningkatkan hubungan sekolah dan masyarakat perlu sekiranya diadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat kolaboratif antara pihak lembaga sekolah dan masyarakat. Kegiatan kolaboratif ini bisa meningkatkan hubungan dua belah pihak dengan tujuan untuk kemajuan yang akan dicapai lembaga pendidikan dan keinginan serta kebutuhan masyarakat dapat dipenuhiya. 
3.     Pembagian tugas melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat
 Pada tataran pembagian tugas pelaksanaan program sekolah ini, yang jelas dibentuklah susunan kepanitiaan. Pembentukan kepanitiaan ini merupakan pembagian tugas dalam melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Bisa juga humas memiliki program tertentu dengan penetuan petugas yang jelas.
4.     Menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa
Penciptaan hubungan sekolah dengan orang tua  murid, ini sudah jarang dilakukan oleh lembaga sekolah, padahal ini sangat penting dan sangat efektif dalam publikasi berkaiatan dangan keunggulan lembaga yang dikelola. Akan tetapi lembaga belum bisa membaca kepetingan sekolah terhadap wali murid yang hadir disekolah. Kehadiran wali murid bisa dilihat hanya ketika pembagian rapor, tapi bagaimana lembaga sekolah bisa mengadakan kegiataan yang sekiran bisa melibatkan orang murid dalam acara tersebut. Misalkan saja kegiatan tersebut ialah HUT sekolah, dimana diadakan lomba-lomba antar guru dan orang tua untuk memeriahkan acara tersebut.
5.     Mendorong orang tua menyediakan lingkungan belajar yang efektif
Lingkungan belajar bukannya terjadi di lingkungan sekolah, dan kelas, melainkan dimana saja, ketika peserta didik menemukan sesuatu yang baru sebagai pengalaman hidupnya. Proses menemukan sesuatu yang baru di pengalaman hidupnya merupakan salah satu bentuk lingkungan belajar yang paling efektif. Akan tetapi seorang guru juga bisa menghimbau kepada para orang tua murid untuk sebisanya menyediakan lingkungan belajar yang efektif di rumah. Kehidupan murid yang paling lama waktunya adalah dirumah, sehingga penyediaan tempat belajar yang efektif di rumah bisa membantu meningkatkan mutu peserta didik. Lingkungan efektif bisa dibut dengan menyediakan ruang belajar, rumah didesain dengan penuh buku-buku, setiap sudut rumah diberikan simbol-simbol pengetahuan dan juga keluarga mendukung untuk belajar putra-putrinya.    
6.     Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat
Salah satu tugas pekerjaan hubungan masyarakat adalah memikirkan dan memperhatikan kepentingan publik. Yang perlu diperhatikan adalah perlakuan terhadap perorangan yang mempunyai hubungan dengan lembaga sekolah. Berhasilnya seorang petugas humas dalam melakukan hubungan antau interaksi dengan tokoh masyarakat ditentukan oleh sikapnya yang ramah, sopan, hormat, menaruh perhatian pada orang tersebut. Manusia bersikap manusiawi bukanlah sesuatu yang istimewa karena itu merupakan sifat dasar dan kodratnya[13]. 
7.     Mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta
Sebuah lembaga pendidikan tidak bisa untuk berdiri sendiri ditengan masyarakat yang luas dan komplek akan segala kepentingan, persoalan, dan kebutuhan. Dalam mengaca dilema diatas maka lembaga pendidikan harus mengadakan kerjasam dengan instansi pemerintah atau swasta. Kenapa demikian? Salah satu bentuk pembelajaran adalah praktek langsung, misalkan di SMK pada program TI, maka untuk memberikan gambaran secara riil dan menerapkan teori-teori yang diperoleh di kelas, peserta didik perlu parkatek langsung kelapangan, yaitu lembaga pendidikan harus mengadakan kerjasama dengan instansi swasta yang menangani persoalan komputer, jadi disinilah peserta didik akan lebih mengerti betul tentang TI bukan sekedar mendalami teori tatapi juga prakteknya. Disinilah pentingnya lembaga pendidikan untuk melakuakan kerjasama dengan pihak intansi pemerintah ataupun swasta.  
8.     Mengadakan kerjasama dengan organisasi sosial keagamaan
Untuk mengupayakan keberhasilan suatu lembaga, salah satu bentuk kerjasama yang hendaknya dilakukan dalaha adanya hubungan dengan organisasi sosial keagamaan, ini perlu dibina. Apalagi sekolah tersebut adalah madrasah, yang menunjukkan ciri khas Islami. Hubungan tersebut bisa dengan organisasi sosial keagamaan yang ada pada agama Islam.  
9.     Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat
Maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para petugas hubungan masyarakat, sekurang-kurangnya ada empat persyaratan dasar yang harus dipenuhi yaitu ;
a)    Kemampuan mengamati dan menganalisis persoalan.
b)   Kemampuan menarik perhatian.
c)    Kemampuan mempengaruhi pendapat.
d)   Kemampuan menjalin hubungan dan suasana saling percaya.[14]
Dengan melihat pada 4 aspek tersebut maka hubungan kemasyarakatan dapat dinilai baik atau tidak sama sekali. Empat aspek tersebut sangat relevan dengan tingkat hubungan dengan masyarakat. 
10. Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat
Sekolah tidak sekedar terletak ditengah masyarakat, akan tetapi merupakan bagian integral dari masyarakat. Dengan kata lain, sekolah merupakan lembaga yang hanya terdapat didalam masyarakat manusia. Fungsi utama hubungan masyarakat adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, intern dan ekstren, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi[15].
J.    Penutup
JADIKAN MADRASAH sebagai sekolah berciri khas Islam, betul-betul sebagai sekolah yang Islami, sebagai wahana  pendidikan yang tidak sekadar untuk pengembangan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), tetapi juga pembinaan iman dan taqwa (IMTAQ) siswa.

JADIKAN MADRASAH sebagai sekolah plus, yaitu sekolah untuk pengembangan IPTEK sekaligus berbasis IMTAQ dengan manajemen dalam perspektif Islam, maka dalam ha itu akan sangat memberikan dampak perubahan yang cukup baiak. Karena manajemen Islam mengandung nilai kejujuran dan transparansi, semoga sukses.


“KONSEP MANAJEMEN MUTU TERPADU”

A.  MANAJEMEN MUTU TERPADU
Total quality management is a philosophy improvement, which can provide any educational institution with a set of practical tools for meeting and exceeding present and future customers need, wants, and expectation.
Dalam bukunya Nasution dijelaskan tiga definisi berkaitan dengan TQM, definisi pertama, TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang kedalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, prodoktivitas, dan kepuasan pelanggan[16]. Kedua, TQM merupakan system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Dan ketiga, TQM merupakan system manajemen yang berfokus pada orang atau karyawan dan bertujuan untuk terus menerus meningkatkan nilai yang diberikan kepada pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah tersebut.
Berdasakan definisi TQM, maka dapat disimpulkan definisi TQM adalah sebagai berikut. Total quality management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasin melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.    
Perbedaan TQM dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana. Komponen ini memiliki sepuluh unsur utama TQM (Goetsch dan Davis, 1994: 4), yaitu :
1.      Fokus pada pelanggan
2.      Obsesi terhadap kualitas
3.      Pendekatan ilmiah
4.      Komitmen jangka panjang
5.      Kerjasama tim
6.      Perbaikan system secara berkesinambungan
7.      Pendidikan dan pelatihan
8.      Kebebasan yang terkendali
9.      Kesatuan tujuan
10.  Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
B.  Prinsip-prinsip MMT
1.    Berorientasi pada kepentingan pelanggan
Pelanggan internal ataupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedang pelanggan internal berperan besar dalam menetukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan produk atau jasa.
2.    Memiliki obsesi terhadap kualitas tinggi.
Pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Bila organisasi terobsesi dengan kualitas, maka berlaku prinsip ‘good enough is never good enoug’.
3.    Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan
Pendekatan ilmiah ini digunakan terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
4.    Memenuhi komitmen jangka panjang
Komitmen jangka panjangsangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
5.    Mengutamakan kerja tim
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
6.    Memperbaiki proses secara kontinyu
Setiap produk dan atau jasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu didalam suatu system atau lingkungan. Oleh karena itu, system yang ada perlu diperbaiki secra terus menerus agarkualitas yang dihasilkan dapat semakin meningkat.
7.    Kebebasan terkendali
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsure yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsure tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tangging jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. 
8.    Adanya kesatuan tujuan
Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan.
9.    Keterlibatan semua pihak
Keterlibatan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapam TQM. Usaha untuk melibatkan karyawab membawa dua manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
C.  Konsep Operasional
Suatu aktivitas PERBAIKAN KESELURUHAN (totalitas) PROSES layanan pendidikan secara TERUS MENERUS dengan MELIBATKAN SELURUH (keterlibatan total) pihak yang berkepentingan (stakeholders) atas dasar KOMITMEN PROFESIONAL dalam rangka MEMENUHI HARAPAN stakeholders (siswa, orang tua, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya) sesuai dengan BAKU MUTU PENDIDIKAN

KONSEP MUTU
Quality is fitness for use (barang enak digunakan)

Prestasi siswa tinggi

Nilai ujian akhir siswa mencapai batas minimal tertentu

Proesentase lulusan siswa yang diukur dari sudut keluasan pemahaman siswa

 
 









Jadi selama sekolah ini sekolah banyak yang mempermasalahkan berkaitan dengan output dan product. Akan tetapi sekolah belum membaca pada outcome oriented dan layanan. Disinilah sebenarnya kalau menginginkan sekolah yang memiliki mutu dan berbeda dengan sekolah lainnya.  
1.    Islam
a.    Chaira ummah
Islam sangat menginginkan sebuah ummat yang baik, dengan umat yang baik akan memberikan kontribusi bagi Islam itu sendiri dalam pengembangan keilmuan. Maka baik disini bisa dimaknai “cerdas atau intelek”.
b.    Ulil albab
Sebagai insan yang bisa memimpin masyarakat secara luas, keluarga dan dirinya sendiri.
c.    Ahsani taqwim
Sebagai manusia yang memiliki hati dan jiwa iman dan taqwa kepada Allah SWT, sebagai kholik yang telah menciptakan seluruh makhluk didunia ini. Ahsani taqwim ini sangat penting untuk dimiliki para siswa.

d.   Fastabiqul chairat
Dalam Islam sangat menganjurkan untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan, dengan berlomba-lomba pada kebaikan maka hal ini akan sangat memacu pada kemajuan Islam.
Sehingga Islam berharap pada konsep “Chairunnas, anfa’uhum linnas”
Yaitu sebaik-baiknya manusia adalah memberikan manfaat pada orang laian, dalam hal ini bisa kita maknai bahwa dalam lembaga pendidikan harus memberikan suatu yang terbaik pada seluruh siswanya.
Amal saleh:
1.    Niat (motivasi)
Segala sesuatu jika sudah dilandasi niat maka apapun rintangan dan halangan yang menghadang akan tetap berusaha sesuai dengan niatnya. Paling tidak kalau sudah memiliki niat yang cukup kuat tidak patah arang ditengah jalan.
2.    Sesuai dengan syariah
Amal sholeh yang dilakukan oleh setiap siswa tidak bertentangan dengan syariah, yang jelas kalau sudah amal shaleh tentunya sesuai dengan syariah.
3.    Kesungguhan
Manjada wa jada adalah sebuah konsep tentang kesungguhan, dan siapa saja yang bersungguh-sunggah pasti akan menemukan apa yang dicita-citakan.
2.    Model Teoretik (Hoy & Ferguson, 1985)
Apa dasar pemikirannya?
Apa asumsinya?
Apa indikatornya?
Bagaimana pengukurannya?

 
   Model Tujuan
   Model Proses
   Model Komparasi

 
 




3.    Konsep Utuh 1
Mutu pendidikan adalah kadar kualitas program layanan pendidikan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan stakeholders melalui proses yang tepat menurut prinsip-prinsip pengelolaan layanan pendidikan.
Dimana dalam hal ini bahwa semua kekuatan dan kemampuan yang dimiliki diberikan seluruhnya kepada pelanggan “masyarakat atau murid” dan stakeholder. Dimana dua komponen tersebut yang akan memberikan sugesti cukup kuat dalam proses kinerja  terhadap mutu dan berkembangnya lembaga pendidikan.
4.    Konsep Utuh 2
Mutu pendidikan adalah kadar kualitas program layanan pendidikan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan stakeholders melalui proses yang memenuhi standar pelayanan, (paling tidak) standar pelayanan minimal.
Dimana dalam hal ini bahwa semua kekuatan dan kemampuan yang dimiliki diberikan seluruhnya kepada pelanggan “masyarakat atau murid” dan stakeholder. Dimana dua komponen tersebut yang akan memberikan sugesti cukup kuat dalam proses kinerja terhadap mutu dan berkembangnya lembaga pendidikan, dan paling tidak standart pelayanan minimal.

MODEL MANAJEMEN MUTU TERPADU
A.  Pembinaan kerkesinambungan
Pembinaan berkesinambungan perlu dilakukan dengan arah pada :
1.    FOKUS pada layanan kepada SEMUA STAKHOLDER
Layanan pada seluruh stakeholder ini perlu dilakukan karena untuk menjaga mutu pada praduk yang dihasilkan. Stakeholder ini akan memberikan masukan dan bantuan jika lembaga pendidikan mengalami kesulitan.
2.    Pembinaan pada PROSES LAYANAN PENDIDIKAN
Untuk menjaga mutu yang cukup baik perlu adanya pembinaan proses layanan, mengingat bahwa pengaruh lingkungan yang tidak baik ini sangat kuat terhadap sebuah mutu yang sudah mapan.
3.    Pelibatan komponen secara MENYELURUH
Keterlibatan semua komponen secara menyeluruh terhadap pembinaan berkesinambungan perlu dan tetap harus dilakukan untuk menjaga dan melanggengkan mutu pendidikan.
B.  Continous Improvement
1.    Costumer Focus
Berkesinambungan secara terus menerus dan terfokus pada konsumen merupakan sebuah penjagaan terhadap mutu dan kualitas pendidikan.
2.    Process Improvement
Lembaga pendidikan hendaknya terus melakukan proses perbaikan, dengan melakukan ini diharapkan akan memberikan sebuah mutu pendidikan yang lebih baik.
3.    Total Involvement
C.  Fokus pada layanan kepada Semua Stakholder (costumen focus)
1.    Identifying the costumer
Layanan pada stakeholder sangat penting dilakukan apalagi sudah pada tataran mengidentifikasi dan terfokus pada semua stake holder, ini menunjukkan sebuah pelayanan yang maksimal.
2.    Understanding costumer expectations
3.    Mechanisms for understanding customers
D.  Perbaikan Proses (Process Improvement)
1.    Managing key process
Manajer sebagai kunci perbaikan dalam proses, jika seorang manajer tidak ikut dalam proses perbaikan, maka bawahan tidak bisa berjalan.
2.    Six steps to process improvement
3.    Measuring performance
E.  Pelibatan secara  Menyeluruh (total involvement)
1.    Leadership
Seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan dan menginginkan sebuah perubahan pada kenajuan dan meningkatkan mutu, maka pemimpin harus bisa merangkul dan mengayomo seluruh komponen yang ada dibawahnya dengan baik.  
2.    Empowered work force
Sebuah kinerja yang bagus adalah kekuatan kerja tim, disinilah ketika ada persoalan sesulit apapun yang dialami oleh lembaga pendidikan bisa dipecahkan dengan tim yang bisa untuk bekerjasama.
3.    Supplier quality
Humas harus memiliki kualitas yang baik agar bisa memberikan hubungan dan pengaruh yang baik terhadap stakeholder.
F.   Pengembangan strategi mutu (Developing the Quality Strategy)
1.    Organizational support
Organizational support, memang harus dimiliki oleh setiap lembaga organisasi, hal ini menunjukkan bahwa organisasi tersebut mampu untuk merubah ataupun berkembang kearah tujuan serta visi dan misi yang akan dicapai oleh organisasi atau lembaga pendidikan.
2.    Training and education
Salah satu ciri organisasi atau lembaga pendidikan yang mengembangkan sayapnya dan menginginkan sebuah mutu yang berkualitas, maka yang perlu dilakukan oleh lembaga tersebut adalah mengadakan training dan education. Ini nanti akan memberikan semangat dan ketambahan ilmu pengetahuan serta ketrampilan pada guru-guru yang melaksanakan proses pembelajaran.  
3.    Quality management systems
System manajemen yang berkualitas diperlukan sebagai upaya pengembangan strategi mutu, dimana manajemen yang berkualitas akan memberikan konstribusi yang cukup baik dalam peningkatan mutu.
4.    Sample Strategies
Pada pengembangan strategi mutu perlu adanya sebuah contoh strategis dalam meningkatkan sebuah mutu, kenapa demikian? Karena dengan contoh siapapun, yang melihatnya dapat melakukannya. 
G. Pelanggan
1.    Pelanggan tidak bergantung kepada kita, tetapi kita yang bergantung kepadanya; memang kalau kita semua berpikir bahwa pelanggan dari sebuah lembaga pendidikan adalah masyarakat, sesungguhnya kita hanya sebagai pelayan masyarakat. Dengan demikian kita sebagai pelaku pendidikan harus mengerti kebutuhan masyarakat secara luas.
2.    Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannnya; sesungguhnya lembaga pendidikan hanyalah pelayan masyarakat yang mencerdaskan.
3.    Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumen dengann pelanggan
4.    Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan; jika pelanggan ini tidak mendapatkan kenikmatan dari apa yang bisa kita berikan, maka yang terjadi adalah akan lari dan menjauh dari kita.
H.  Siapakah Pelanggan Sekolah Stakeholders
Maka yang jelas pelanggan sekolah itu banyak sekali, mulai dari siswa itu sendiri sampai pada tenaga kependidikan, berikut pelanggan sekolah stakeholder :
1.    Siswa
Merupakan pelanggan sekolah yang utama, jika sekolah tidak mendapatkan siswa secara jelas, maka sekolah akan gulung tikar ataupun regrouping.
2.    Orang Tua
Posisi kedua sebagai pelanggan sekolah tetap adalah orang tua, dialah yang menyekolahkan putra dan putrinya. Tanpa adanya orang tua kemungkinan besar anak-anak tidak sekolah, karena sekolah untuk saat ini perlu biaya yang cukup besar dan banyak. 
3.    Komite Sekolah
Komite sekolah sebagai bagian dari pegurus organisasi sekolah, maka komete ini berkepentingan untuk menjembatani antara sekolah dan masyarakat.
4.    Majelis Madrasah
5.    Masyarakat
Masyarakat yang maju juga akan memiliki sebuah semangat untuk terus maju, berbeda dengan masyarakat yang tidak memiliki pola pemikiran untuk maju dan berkembang. Dengan demikian setiap sekolah harus mengetahui keinginan masyarakat agar sekolah tersebut bisa diminati masyarakat secara luas.
6.    Lembaga Pencari Kerja
Misalkan saja ; perusahaan, hotel, sekolah, dan penguna jasa lainnya, kesemuanya itu membutuhkan siswa yang sudah lulus dengan nilai yang baik.
7.    Pemerintah
Dimana pemerintah sangat membutuhkan banyak tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki setiap individu dan sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
8.    Pendidikan
Dunia pendidikan sangat membutuhkan output dari sekolah-sekolah yang bisa mengembangkan ilmu pengetahuan.
9.    Tenaga Kependidikan
Sebagai tenaga kependidikan maka sangat berkepentingan sekali untuk melakukan proses pembelajaran dengan para siswa.
I.     Klasifikasi Pelanggan
Secara garis besar pelanggan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 9 kelompok yang berkepentingan dan berhubungan langsung dengan setiap lembaga sekolah, diantaranya yaitu :
1.    Siswa
2.    Orang Tua
3.    Komite Sekolah
4.    Majelis Madrasah
5.    Masyarakat
6.    Lembaga Pencari Kerja
7.    Pemerintah
8.    Pendidikan
9.    Tenaga Kependidikan
J.    Pemberdayaan Kekuatan Kerja
1.    Alignment
Pemberdayaan kekuatan kerju perlu adanya sebuah gerakan persamaan, dimana semua pegawai ataupun guru memiliki persamaan dalam memajukan sebuah lembaga pendidikan.
2.    Capability
Semua guru dan karyawan dalam lembaga sekolah harus memiliki sebuah kemampuan dan kesanggupan dalam bekerja kelompok ataupun individu, dengan tujuan untuk kemajuan dan mutu pendidikan.
3.    Trust
Saling mempercayai antara kepala sekolah dengan guru serta dengan karyawan merupakan sebuah kunci untuk menuju pemberdayaan kekuatan kerja.

PEMBELAJARAN BERBASIS IMTAQ
A.  PENDIDIKAN, PEMBELAJARAN, & PERILAKU GURU
 







Pada gambar diagram diatas menunjukkan begitu pentingnya posisi dan kedudukan seorang guru dalam proses pembelajaran. Guru yang bisa mengantarkan dunia anak-anak kedunia guru serta sebaliknya mengantarkan dunia guru keanak-anak akan memberikan sebuah proses yang maksimal dan inilah yang sesungguhnya pendidikan. Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan manusia yang baik pula, dengan demikian pendidikan akan mengalami perubahan yang cukup hebat serta akan dapat mengubah keluarga, masyarakat dan bangsa.
 







Secara garis besar bahwa pendidikan yang bermutu adalah tidak bisa dipisahkan dengan proses pembelajaran yang bermutu, begitu juga tidak bisa terlepas bahwa pembelajaran yang berkualitas ada kaitannya dengan guru yang berkualitas pula. Dengan demikian akan memberikan perubahan pendidikan dan akan lebih memberikan perubahan pada masyarakat luas.
”Tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik.”
Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang  tidak mampu membuat guru berhasil mendidik,” Adler (1964)
Begitu manusia jadi modern, sukses secara materi dan kaya ilmu pengetahuan serta teknologi, cenderung tersesat dalam kemajuan dan kemodernannya. Manusia modern kehilangan aspek moral sebagai fungsi kontrol dan terpasung dalam sangkar the tyrany of purely materials aims.
Bertrand Russel dalam bukunya The Prospect of Industrial Civilazation, dikutip Syafi’ii Ma’arif dalam “Kata Pengantar” Buku Agama dan krisis Kemanusiaan Modern oleh Haedar Nashir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997)


B.  PEMBELAJARAN BERBASIS IMTAQ MERUPAKAN AKTIVITAS STRATEGIS GUNA MELAHIRKAN LULUSAN SEKOLAH YANG BAHAGIA
1.    Visi Pembelajaran Berbasis Imtaq
C.  EMPAT ALTERNATIF PEMBELAJARAN BERBASIS IMTAQ
Untuk menciptakan pembelajaran yang berbasis Imtaq maka perlu yang diperhatikan ada empat aspek, yaitu :
1.    Pembelajaran dalam perspektif Islam ; dimana pada proses pembelajaran penuh dengan nilai-nilai keislaman.
2.    Pembelajaran terpadu antara pelajaran umum dan pelajaran agama ; pada proses pembelajaran ada keterpaduan antara keilmuan agama dan ilmu umum.
3.    Pembelajaran bersumber  pada Qur’an dan Hadist ; dalam proses pembelajaran dan materi pembelajaran bersumber pada al_qur’an dan hadis.
4.    Pembelajaran berorientasi pembentukan ketauhidan dan akhlaqul karimah ; dengan memunculkan nilai-nilai keislaman diharapkan membentuk sebuah sikap ketauhidan dan akhlaqul karimah pada diri siswa.
Dengan mengunakan empat aspek diatas maka akan tercipta sebuah lingkungan sekolah yang memiliki nuansa religius dengan warga sekolah yang sholeh dan sholehah.
Pembelajaran dalam Perspektif Islam adalah pembelajaran menerapkan principles from Islamic perspective, yaitu ada lima prinsip pembelajaran dalam Islam, yaitu :
1.    PRINCIPLES is a comprehensive and fundamental law ; dimana pada prinsip ini dalam pembelajaran menekankan pada universalitas dan dasar-dasar hukum sebagai pemahaman siswa dini.
2.    PRINCIPLES is guiding rule or code of conduct
3.    PRINCIPLES is defined as a set of guidelines that direct man to do something in the right way.
4.    ISLAMIC PERSPECTIVE is the view of an ideal; sebuah pembelajaran yang menginginkan keidealitasan yang dimiliki siswa, baik dari segi keilmuan ataupun argumentasinya.
5.    ISLAMIC PERSPECTIVE is the concept looked at from the Islamic worldwiew, which is based on the holy Qur’an and the Sunnah (tradition) of the Prophet (S.A.W); dimana pada pembelajaran ini tidak bisa dilepaskan dari pandangan dunia secara menyeluruh serta berpegang pada al-Qur’an dan hadis.

PEMBELAJARAN TERPADU

 









Pembelajaran terpadu dalam sekolah umum atau sebaliknya, maka yang ideal harus memberikan sentuhan nilai-nilai agama Islam. Dengan memberikan sentuhan nilai-nilai agama Islam akan memberikan sebuah sikap perubahan pada diri siswa dengan memiliki sebuah sikap yang mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam.
Maka sekarang diera globalisasi banyak sekolah umum yang menyisipkan nilai-nilai agama Islam sebagai icon dalam pengembangannya. Karena masyarakat sekarang mengetahui bahwa pengaruh lingkungan pergaulan anak memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam diri anak. Sehingga banyak orang tua yang menyerahkan putra-putrinya kedalam pendidikan umum yang memberikan sentuhan nilai-nilai Islam. Mereka beranggapan bahwa, ketika masih anak-anak masih sangat butuh akan sebuah pegangan hidup serta keyakinan, oleh sebab itu masa anak-anak perlu ilmu agama Islam.   
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
SECARA SISTEMATIS DAN KOMPREHENSIF

A.  KERANGKA KONSEPTUAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM TERPADU
KURIKULUM:
1.   Alazmatul Rukhiyah
2.   Alazmatul Fikriyah
3.   Alazmatul Siyasiyah
4.   Alazmatul ijtimaiyah

 
SUMBER DAYA:
1.   Manusia/pegawai
2.   Dana/uang
3.   Material/Sarpras

 
 












Dalam pengembangan pendidikan Islam yang secara sistematis dan komprehensif, perlu adanya sebuah dukungan yang kuat dari berbagai komponen yang ada, yaitu : kurikulum, sumberdaya, peserta didik, keluarga dan masyarakat serta didukung oleh pembelajarann dan pendidikan yang akhirnya dapat memberikan output sebagai ulil albab dan kemudian secara total akan tercipta sebuah khoiru ummah.
B.  Konsep LPIUT
LPIUT adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan Sekolah-sekolah yang berkualitas dalam proses dan produk pembelajaran berdasarkan standar nasional maupun internasional yang diselenggarakan secara terintegrasi mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah, baik dalam manajemen, akademik, maupun sarana dan prasarana.
Memang sekolah yang terintegrasi dari mulai TK sampai pada sekolah menegah akan memberikan banyak pendekatan dalam manajemen. Tapi yang jadi persoalan adalah lingkungan pembelajaran yang nantinya tidak efektif dan efisien, karena usia mereka berbeda sehingga cara pergaulannya juga berbeda, sehingga akan muncul sebuah lingkungan yang tidak harmonis. 
C.  OPERASIONALISASI KONSEP
Ú Aspek keunggulan
1.    Keunggulan dalam proses ; proses merupakan sebuah gerakan untuk mengubah ataupun perbaikan yang secara terus-menerus. Dalam pembelajaran maka proses inilah yang paling esensi dalam dunia pendidikan.
2.    Keunggulan dalam produk ; ketika proses yang dilakukan sangat baik, maka hasil yang diperolehnya juga akan maksimal. Kemaksimalan hasil yang diperoleh inilah produk unggulan yang begitu lama ikut dalam berproses.
Ú Aspek Keterpaduan ; keterpaduan konsep dalam manajemen perlu dilakukan, semua itu untuk meminimalisir sebuah kesalahan dan kekurangan.
D.  KEUNGGULAN PROSES
Setiap sekolah memiliki keunggulan atau kelebihan masing-masing untuk menjadi yang berkualitas dan bermutu. Maka keunggulan dapat diciptakan dengan adanya proses yang berlangsung, keunggulan proses pada lembaga pendidikan dapat dilakukan dengan ;
1.      Berpengantar bahasa inggris untuk mata pelajaran sain, matematika, dan mata pelajaran yang relevan
2.      Berpengantar bahasa Arab untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
3.      Bahasa asing wajib (Inggris dan Arab)
4.      Percepatan alamiah (self pace learning) 
5.      Moving class
6.      Srawung akademik dan multikulutaral
7.      Pendidikan kemandirian
8.      Pembelajaran melalui Multimedia/IT
9.      Pembelajaran berbasis kompetensi
10.  Pembelajaran/pelatihan berbasis project
11.  Penggunaan laboratorium/unit produksi sebagai sarana pembelajaran


E.  KEUNGGULAN PRODUK
Produk yang dihasilkan dalam lembaga pendidikan adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa setelah selesai atau lulus dalam tingkat satuan pendidikan tertentu dengan memiliki kecakapan sebagaiman berikut ini ;
a)      Memiliki kedalaman spiritual ; siswa memiliki sikap iman dan taqwa dengan ditunjukkanya sikap sholeh dan sholihah.
b)      Memiliki keagungan budipekerti; memiliki sikap yang sholeh dan sholihah.
c)      Memiliki komitmen kebangsaan; cinta pada tanah air itu merupakan sebagain dari iman.
d)     Lulusan mahir berbahasa Inggris dan berbahasa Arab; sebagai bahasa internacional.
e)      Terserap di tingkat pendidikan lanjutan dan lapangan kerja; karena memiliki kompetensi yang dapat di unggulkan, sehingga dapat melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya dan bisa juga untuk kerja.
f)       Memiliki kecekapan hidup
g)      Berjiwa enterpreneurship
h)      Memiliki kecerdasan majemuk; bisa mengerjakan dan berfikir tentang apapun, tapi ini jarang, paling tidak sesusia mereka tidak bodoh.
F.  
PENGEMBANGAN
SEKOLAH UNGGULAN-TERPADU
(TK, SD, SMP, SMA/SMK)

 
ASPEK KETERINTEGRASIAN
a.    Keterpaduan manajemen
b.    Keterpaduan akedemik
c.    Keterpaduan sarana/prasasarana

 







Dalam sekolah terpadu ada tiga aspek yang perlu jadi sorotan dalam keterpaduan untuk menjadi sebuah sekolah terpadu, diantaranya keterpaduan manajemen,akademik dan sarana prasarana.  

G. VISI LEMBAGA
Maka dengan adanya visi lembaga bisa memebrikan sebuah semangat serta menjadi acuan para guru serta karyawan sekolah. Terwujudnya satuan-satuan pendidikan yang mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas nasional dan internasional sesuai dengan tariqqoh ahlul sunnah wal jama’ah.
H.  MISI LEMBAGA
Mengembangkan satuan-satuan pendidikan yang mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas nasional dan internasional kepada masyarakat sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki komitmen keislaman, komitmen kebangsaan berwawasan global, dan kendekiaan majemuk sesuai dengan tariqqoh ahlul sunnah wal jama’ah.
Mengembangan satuan-satuan pendidikan yang mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas nasional dan internasional kepada masyarakat melalui manajemen mutu terpadu sesuai tariqqoh ahlul sunnah wal jama’ah.
Menghasilkan satuan-satuan pendidikan yang mampu memberikan layanan pendidikan dengan lulusan yang memiliki komitmen keislaman,komitmen kebangsaan berwawasan global, dan kecendekiaan majemuk berkulitas nasional dan irternasional:
1.    Menghasilkan lulusan yang memiliki komitmen keislaman, yaitu memiliki pemahaman yang luas dan benar tentang syariat Islam, keyakinan yang benar dan mantap terhadap syari’at Islam, menjalan syariat Islam secara isitiqomah, mensosialisasikan dan memperjuankan keberanaran syariat Islam sesuai tariqqoh ahlul sunnah wal jama’ah
2.    Menghasilkan lulusan yang memiliki komitmen kebangsaan berwawasan global, yaitu memiliki wawasan tentang dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam konteks bernegara maupun dimensi global sesuai tariqqoh ahlul sunnah wal jama’ah
3.    Menghasilkan lulusan yang memiliki kecendekiaan majemuk, yaitu kecendekiaan-kecendekiaan intelektual, emosional, sosial, dan bahasa nasional maupun internasional.

I.     STRATEGI PENGEMBANGAN
Sekolah Unggul
Terpadu (TK, SD,
SMP, SMA, SMK)

 
Strategi pengembangan dapat dilakukan dengan konsep sebagai berikut ;


SDM
 
MANAJEMEN
 
Pembelajaran

 
Sarpras

 
 








v  Pengembangan Sumber Daya Manusia: untuk mencapai kemajuan secara dasyat dalam dunia pendidikan maka perlu adanya pengembangan sumber daya manusia, maka pengembangan ini meliputi ;
Ø Pengembangan tenaga kependidikan: kepala sekolah, pengawas, guru, teknisi dan pustakwan
Ø Pengembangan tenaga pendukung: TU, kamtib
v  Pengembangan Manajemen Pendidikan: pengembangan manajemen pendidikan sangat diperlukan untuk pengaturan dan pengelolaan, ada empat pengembangan manajemn pendidikan yaitu ;
1.    Kelas dan Sekolah
2.    Gugus dan Kepengawasan
3.    Keuangan
4.    Humas
v  Pembelajaran dan Penilaian ; banyak hal yang diperlukan dalam perbaikan mutu pendidikan, dan aspek yang penting dan sangat perlu diperbaiki adalah pemebelajaran dan penilaian, dapat dilakukan melalaui ;
1.    Kurikulum
2.    Model pembelajaran inovatif (Pakem)
3.    Multiple intelligences, life skill, EQ, SQ,
4.    Bakat, minat, dan kreativitas
5.    Sistem penilaian
v  Sarana dan Prasarana ; pada aspek ini tidak boleh ditinggalkan begitu saja, persoalan ini akan menyangkut proses  pembelajaran, dibawah ini yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sarana dan prasarana, yaitu :
1.    Penyediaan, pendayagunaan, dan perawatan: gedung, mebeler, seni dan olah raga, sumber dan bahan ajar, alat peraga dan media.
2.    Kultur dan lingkungan sekolah yang agamis, kondusif, aman, bersih, indah, dan bersahabat.
Bagan: Pola Pengembangan Sekolah Model Unesco


J.    GARIS BESAR PROGRAM PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN UNGGULANTERPADU
Untuk pengembangan lembaga pendidikan unggulan terpadu ada beberapa tahapan, untuk tahap pertama ada lima aspek yang harus diagendakan, pada tahap kedua ada empat aspek yang perlu dijadikan keseriusan untuk dilaksanakan, dan tahapan ketiga ada tiga aspek yang perlu dilakukan, kemudian untuk selanjutnya hanya berorientasi pada perbaikan dan proses, untuk itu penjelasannya sebagaimana dibawah ini ;  
1)   Tahun 1
a)    Analisis Kebutuhan; semua kebutuhan diawal pengembangan pendidikan harus cermat mulai dari yang besar sampai pada kebutuhan yang kecil.
b)   Pengembangan SDM; ini sangat dibutuhkan diawal-awal pengembangan, karena SDM inilah yang nantinya akan berperan strategis dalam pengembangan selanjutnya.
c)    Pengembangan  aspek manajemen ; manajemen perlu juga jadi agenda utama dalam proses pengembangan mutu pendidikan.
d)   Pengembangan aspek PBM ; proses pembelajaran kan sangat urgen diawal pengembangan lempaga pendidikan terpadu, dan ini saya pikir terus untuk dikembangkan.
e)    Pengembangan Sarpras ; sarpras yang utama dikembangkan adalah yang erat kaitanya dengan proses pembelajaran.
2)   Tahun 2
a)    Pemantapan aspek manajemen
b)   Pengembangan SDM
c)    Pemantapan aspek PBM
d)   Pemantapan aspek sarana/pra-sarana
3)   Tahun 3
a)    Konsultasi
b)   Pendampingan
c)    Pengawasan ; pengawasan ini dilakukan sebagai control terhadap kinerja dari seluruh komponen lembega pendidikan terpadu, maka pengawasan ini memiliki peran strategis dalam pengembangan lembaga terpadu.
4)   Tahun ....?......
a)    Clinic ; perbaikan secara terus menerus merupakan konsekuensi yang harus ditindaklanjuti dan dikembangkan.
CONTINOUS IMPROVEMENT



VISI DAN MISI PENDIDIKAN ISLAM
 
















Maka yang jelas visi dan pendidikan Islam itu sangatlah jauh lebih baik dibandingkan dengan visi pendidikan non Islam. Dalam pendidikan  Islam visi sangat lelibatkan seluruh komponen yang bisa memberikan inspirasi pada proses pembelajaran. Dalam Islam pendidikan adalah sebagai dakwah atau bisa juga belajar adalah bentuk ibadah, dengan demikian maka komponen yang ikut dalam pembelajaran atau masyarakat yang akan merasakan hasil pembelajaran harus ada nilai-nilai keislamannya. Sehingga dapatlah tercipta sebuah gerakan masryarakat madani, ini yang menjadi incaran dalam pendidikan Islam.  
Orang tua
Keluarga sakinah
 
Masyarakat
Beriman & Taqwa
 
VISI
LEMBAGA PENDIDIKAN
A.  Visi
a)      Visi merupakan gambaran (wawasan) tentang lembaga pendidikan yang diinginkan di masa jauh ke depan. Visi merupakan sasaran agung.
b)      Pada level personal, visi itu sama dengan cita-cita (walaupun tidak sekadar cita-cita)
c)      pada level lembaga visi merupakan gambaran masa depan yang ingin diciptakan
B.  Misi
Misi adalah tugas kelembagaan untuk mewujudkan visi lembaga
Jika visi merupakan sasaran agung, maka misi dapat disinonimkan dengan tugasagung.
Jika visi tercapai maka dapatlah kita berkata visi kita sudat tercapai (vision achieved), sedangkan jika misi yang tercapai, maka dapatlah kita berkata bahwa misi kita sudah ditunaikan (mission accomplished)

C.  Fungsi Visi dan Misi
Fungsi visi dan misi dalam lembaga pendidikan ada empat diantaranya yaitu ;
a)    Kesamaan persepsi ; kesamaan persepsi antara kepala sekolah, guru dan karyawan perlu dibangun untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan.
b)   Sumber motivasi ; visi dan misi sering diletakkan atau dipasang ditempat yang strategis dengan tujuan agar dibaca oleh setiap warga sekolah sehingga dapat memunculkan sebuah motivasi untuk kinerja yang lebih baik.
c)    Sumber penetapan skala prioritas ; dengan adanya visi dan misi yang jelas diharapkan seluruh komponen sekolah dapat memberikan skala prioritas utama yang harus dicapai terlebih dahulu.
d)   Dasar penggunaan sumber daya lembaga ; adanya visi dan misi bisa digunakan untuk menganalisis ata membaca penggunaan sumber daya yang dimilki oleh sekolah.
D.  Langkah-langkah Penyusunan Visi dan Misi
Untuk langkah-langkah penyususnan visi dann misi perlu memeperhatikan aspek-aspek dibawah ini ;
a)    Identifikasi berbagai pihak yang akan dilibatkan dalam menyusun visi dan misi.
b)   Telaah cita-cita pendiri yayasan pendidikan, cita-cita pengelola, tujuan pembangunan nasional, tujuan pendidikan nasional, realitas masyarakat lokal, regional, nasional, dan global, dan kondisi riil lima tahun terakhir.
c)    Rumuskan gambaran lembaga pendidikan (sekolah, madrasah, pesantren) sepuluh tahun ke depan.
d)   Lokakarya perumusan visi dan misi, diadakan lokakarya dan pesertanya seluruh guru, karyawan dan kepala sekolah.
e)    Identifikasi kata-kata penyemangat dan mudah diingat
f)    Buatlah rumusan sementara
g)   Lokakakarya perumusan akhir visi dan misi
h)   Pengesahan ; selasai lokakarya maka segelakanlah untuk mengesahkan hasil keputusan, jangan ditunda-tunda lagi.
E.  DEVELOP AN ENABLING AND EMPOWERING VISION
a)    Effective visions are inspiring ; dimana secara efektif bahwa visi itu harus dan wajib untuk bisa memunculkan inspirasi padawarga sekolah, dengan demikian apa yang jadi harapan akan tercapai.
b)   Effective visions are clear and challenge—and involve excellence ; secara efektif bahwa bahwa visi misi itu akan mengubah dan menjadi clear and challenge – involve excellence.
c)    Effective visions make sense in the marketplace and, by stressing flexibility and execution stand the test of time ; pada tatarn ini sebuah vis harus mengarah pada stressing flexibility and execution stand the test of time.
d)   Effective visions must be stable but constanly challenged—and changed at the margin.


[1] Ibid,. 30-31.
[2] M. Quraish Shihab, Wasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhui Atas Berbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1999), 446.
[3] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Milenium Baru (Jakarta: Penerbit Kalimah, 2001), 13.
[4] M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an…, 433.
[5] M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, 434.
[6] Lihat dalam Q.S. al-Shura [42]:53. “Ingatlah bahwa kepada Allahlah kembali semua urusan”.
[7] Lihat dalam Q.S. al-Dhariyat [51]:56. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-KU”. Lihat juga dalam Q.S. al-Bayyinah [98]:5. ”Dan mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan  ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”.
[8] Ismed Syarief, dan Nawas Risa, Administrasi Pendidikan Sekolah Dasar, (Jakarta: Roda Pengetahuan, 1976), 25-30. dalam bukunya Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,.....77. 
[9] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya : eLKAF kerjasama dengan P3M STAIN Tulungagung, 2006), 77.
[10] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,....., 79-80..
[11] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,.....,88-95.
[12] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,.....,88.
[13] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, ....., 121.
[14] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,....., 110.
[15] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,......,111-112.
[16] Ishikawa dalam Pawitra, 1993: 135, dalam bukunya M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 22.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia dalam pandangan kejawen

Proposal isra' mi'raj

Urgensi Kontruksi ilmu kalam dalam studi