Prilaku keagamaan di sekolah

PRILAKU KEAGAMAAN DILINGKUNGAN SEKOLAH
Oleh : Kang Wikan

Mengawali pembahasan mengenai prilaku keagamaan dilingkugan sekolah, maka terlebih dahulu dikemukakan pengertian prilaku itu sendiri. Menurut Abdul Aziz Ahyadi, prilaku dalam psikologi mencakup pula efek, akibat, bekas atau perpanjangan ekspresi nyata seperti cara berbicara, berfikir, mengalahkan perasaan, mengerjakan sesuatu, sikap, sifat dan kebiasaan sehari-harinya.Sehingga prilaku manusia itu sangat luas untuk dikajinya dan tidak bisa terpaku pada satu hal yang ada pada diri manusia, semua melingkupinya untuk membentuk prilaku manusia yang baik atau buruk. Sedangkan menurut Joyce Marcella Laurens, kata prilaku menunjukkan manusia dalam aksinya, berkaitan dengan semua aktivitas manusia secara fisik, berupa interaksi manusia dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya. Interaksi ini akan menjadi pengalaman hidup manusia sehingga dapat tampil dalam sebuah prilaku yang bisa diterima lingkungannya.
Demikian pula banyak hal dalam kehidupan beragama yang perlu dibentuk agar menjadi tingkah laku yang dilakukan secara otomatis. Pembentukan prilaku tersebut bisa menggunakan pembiasaan peserta didik di sekolah, karena sekolah lah yang banyak mengajarkan nilai- nilai kehidupannya.
Dalam hal ini, maka perlu juga diperhatikan untuk mewujudkan prilaku keagamaan harus ada lingkungan yang baik. Karena lingkungan inilah yang sebenarnya banyak melingkupi kehidupan peserta didik baik mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga lingkungan ini akan membentuk kepribadiannya.
Sementara itu disamping lingkungan yang baik dan kondusif harus ada pendidik yang berusaha menjadi teladan bagi peserta didiknya. Dengan keteladanan itu di harapkan peserta didik akan mencontoh atau meniru segala sesuatu yang baik pada sikap, perkataan dan perbuatan pendidiknya.
Maka dalam kehidupan beragama dilingkungan sekolah, terdapat macam_macam bentuk prilaku keagamaan yang dapat dilihat dan dapat diperhatikan pada diri peserta didik, berupa :
a)  Sikap terhadap sholat,
b)  Sikap terhadap puasa,
c)  Sikap terhadap baca al-Quran,
d)  Sikap terhadap amal sholih dan  
e)  Sikap terhadap orang tua, guru dan orang lain.
Sesuai dengan teori diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan bahwa prilaku keagamaan dilingkungan SMP Terpadu Ponorogo yang ada pada diri peserta didik diantaranya ditunjukkannya dengan :  
a)  Menjalankan sholat wajib lima waktu (sholat dzuhur, asar di sekolah), melaksanakan sholat jumat, rajin sholat berjamaah, berdoa dengan sungguh-sungguh, mengerjakan sholat sunah dhuha, hajad, sujud syukur dan lain sebagainya. 
b)  Selalu mengerjakan puasa ramadhan dengan tertib dan tanpa paksaan, melaksanakan puasa sunah senin-kamis, rajab, arofah dan sebagainya.
c)  Membaca al-Quran disetiap pembelajaran PAI atau pada saat matapelajaran yang lain serta pada hari-hari tertentu, menghormati al-Quran dengan cara membawa dan meletakkan dengan baik, serta mempelajari dan memahami isi kandungan al-Quran.
d)  Selalu berbuat baik dan benar, suka menolong, jujur, amanah, rajin beramal, disiplin, toleransi, cinta dan kasih sayang serta tidak terlibat dalam perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam dan norma hukum masyarakat.
e)  Selalu menghormati serta memuliakan guru dan orang tua serta orang lain melalui perbuatan, perkataan dan sikap sopan santun.
f)  Pelaksanaan kegiatan pondok ramadhan, pembagian zakat fitrah dilingkungan sekolah, penyembelihan hewan qurban, kegiatan takbiran, kegiatan halal bihalal antar kelas, serta memperingati hari besar keagamaan di sekolah.

Data diatas cukup kuat untuk menegaskan bahwa SMP Terpadu Ponorogo memiliki prilaku keagamaan yang baik dan konsisten yang bersifat dinamis, sehingga harapan besar dari penulis adalah terciptanya budaya spiritual di sekolah sebagai dasar yang kuat untuk bekal hidup anak-anak dimasa yang akan datang dengan kebahagiaan dan kesuksesan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia dalam pandangan kejawen

Proposal isra' mi'raj

Urgensi Kontruksi ilmu kalam dalam studi