Makna Idhul Qurban

Idhul Adha 1437 H
Oleh: Kang Wikan Y.

Pada Setiap hari Idul Adha, yaitu tanggal 10 Dzulhijah  jutaan kaum muslimin dari seluruh penjuru negara yang ada di dunia ini terhampar di padang Arafah, menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang ke lima. Jutaan manusia sebagai hamba dan makhluk Allah SWT bersuara syahdu menggucapkan takbir dan tahmid, memuji kebesaran dan kesucian Allah SWT, berziarah menuju tempat-tempat suci dan bersejarah seraya mengenang cerita kekasih Allah SWT, beliau yang dijuluki bapaknya para Nabi (Nabi Ibrahim AS)dan putranya Ismail As.
Begitulah hari besar kemanusiaan dan keimanan di peringati, yang ditandai dengan syiar penyembelihan hewan kurban, dalam rangka untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim As setelah beliau menerima wahyu Allah SWT melalui mimpi, yang memerintahkan beliau menyembelih puteranya, Ismail. Seorang ayah yang sedang mencurahkan kerinduan hatinya, dimana harapan Nabi Ibrahim As tertumpah pada pemuda penerus risalahnya, sekaligus putera beliau. Dalam keadaan demikian, datanglah perintah Allah SWT untuk menyembelih putra kesayangan. Ketika Nabi Ibrahim As bersiap-siap menyembelih dengan pisau di tangan, dan Ismail pun siap menyerahkan lehernya untuk disembelih, tiba-tiba terdengar panggilan Allah SWT:
Hai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpimu, dan Kami pun memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Itu (peristiwa) benar-benar merupakan ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan ternak sembelihan yang besar. Kami abadikan untu ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan yang datang kemudian. Yaitu kesejateraan dilimpahkan atas ibrahim.” (Qs. Ash-Shaffat, 37:104-111).
Nabi Ibrahim As, bapak para Nabi itu sadar, ternyata Allah SWT Yang Maha Rahman sedang menguji keimanannya. Apakah rasa sayang dan kecintaan kepada putera lelakinya, menghalanginya untuk mentaati perintah Allah? Nabi Ibrahim, akhirnya lulus menghadapi ujian Allah SWT. Kesetiaan Nabi Ismail As untuk mentaati syariat Allah SWT, walau harus menyerahkan nyawanya sendiri, yang dibuktikan dengan mengatakan :
Wahai ayahku,lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah ayah akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (Qs. Ash- Shaffat, 37:102)
Merupakan peristiwa mulia dan besar yang memancar dari keteguhan iman, tawadhu, dan tawakal sepenuhnya kepada Allah Rabbul Alamin. Balasan Allah SWT atas ketaatan mereka berdua, sungguh dambaan setiap mukmin. Mereka dianugerahi kekuatan menundukkan hawa nafsunya demi mematuhi perintah Allah SWT. Mereka berdua juga mendapatkan pujian dan keridhaan Allah SWT, mengangkat derajatnya serta memberikan safaat bagi keturunan yang mewarisi pola hidup tauhid yang beliau dakwahkan.
SMP Terpadu Ponorogo melaksanakan kegiatan Idhul Kurban pada tanggal 13-14 September 2016/ 11-22 Dzulhijjah 1437 H. Kegiatan tersebut dikemas dengan makan bersama seluruh warga sekolah. Beberapa hikmah diantaranya : menurut Ansya Fitria “bahwa pelaksanaan Idhul Kurban kemarin banyak hikmah yang di petik, yaitu ;berbagi bersama dengan teman, kebersamaan dengan suasana yang menyenangkan dan saling bersilaturrahim”. Sedangkan menurut Jasmine Firdausyi “ada beberapa hkmah yang dapat diambil dari kegiatan Kurban : “adanya kebahagiaan dengan teman, berbag bersama dan kemandirian karena cuci piring sendiri. Sedangkan menurut M. Rizqi Marhaendra, “bahwa pelaksanaan Kurban kemarin itu banyak barokahnya”. Sedangkan menuerut Erna Putri A dan Aulia Salsabila M, Bahwa “pelaksanaan Kurban kemarin adalah adanya rasa rela dan ikhlas untuk saling berbagi bersama teman-teman”. Menurut Selly Nopita T “bahwa pelaksanaan kurban itu melatih kebersamaan”.
Dari berbagai pendapat anak-anak diatas dapat disimpulkan bahwa hikmah berKurban diantaranya ;
1.    Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
2.    Menanamkan sikap ikhlas,
3.    Menjalin silaturrahim,
4.    Berbagi kebersamaan dengan teman, dan
5.    Meningkatkan kasih sayang.
“Tiada suatu amalan yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Kurban, yang lebih dicintai Allah selain daripada menyembelih haiwan Kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu pada hari kiamat kelak akan datang berserta dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala) kurban itu.” (HR.Al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia dalam pandangan kejawen

Proposal isra' mi'raj

Urgensi Kontruksi ilmu kalam dalam studi